Derma dan Kathina
Derma dan Kathina
oleh: Hendra Lim
Pendahuluan
Ada empat hari raya utama dalam agama Buddha
yang diperingati dan dirayakan oleh umat
Buddhha di Indonesia; Waisak, Asadha, Kathina, dan
Maghapuja. Waisak memperingati peristiwa
kelahiran pangeran Siddhartha, pencapaian Siddhartha menjadi Buddha, dan
mangkatnya Buddha. Asadha adalah peringatan hari pemutaran roda Dharma yaitu
ketika Buddha pertamakali mengajarkan Dharma kepada lima pertapa. Kathina
adalah peringatan/perayaan selesainya masa vassa
(retret) dimana umat Buddha memberikan persembahan kepada Sangha (persaudaraan
biksu/biksuni). Maghapuja memperingati mukjizat berkumpulnya 1250 arahat, yang
ditabhis langsung oleh Buddha, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Di antara
empat hari besar utama tersebut, Waisak dan Kathina adalah yang paling meriah
diperingati dan dirayakan oleh umat Buddha. Seperti Waisak, perayaan Kathina diadakan di wihara-wihara
dan bahkan di kampus oleh Keluarga Mahasiswa Buddhis, di gedung-gedung
pertemuan oleh berbagai kelompok dan organisasi agama Buddha. Perayaan Hari Kathina adalah hari bakti umat
Buddha kepada Sangha sebagai wujud dari praktik dana paramita dan menyokong
eksisensi Sangha dalam penyebaran Dharma.
Apa hubungan Kathina dengan Derma
Perayaan Kathina
berhubungan erat dengan derma karena dalam perayaan ini umat Buddha memberikan
derma kepada sangha. Derma kepada sangha pada perayaan kathina terdiri dari
kathinadana dan sanghadana.
Bukankah kathinadana
sama dengan sanghadana?
Tidak sama.
Bisa dijelaskan lebih lanjut?
Sanghadana berarti
berdana kepada sangha. Ini bisa dilakukan kapan saja.
Kathinadana adalah
persembahan kain untuk jubah kathina.
Kain tersebut dibuat
menjadi jubah dan harus selesai dalam waktu satu hari. Jubah itu kemudian
disebut jubah kathina.
Kathina dana adalah
dana yang istimewa karena hanya bisa dilakukan satu kali saja setiap tahun
yaitu pada saat Kathina Puja.
Apa itu Kathina puja?
Pada akhir masa vassa (retret) yaitu pada bulan purnama
sekitar bulan Oktober – November,
anggota sangha yang sebelumnya
telah menyelesaikan masa latih diri selama tiga bulan akan mendapatkan Pavarana
yaitu undangan untuk menghadiri upacara dimana para anggota sangha yang telah
ber-vassa akan saling mengakui
kesalahan dan memberi nasihat. Kathina Puja sejak itu dapat dimulai dan
diadakan kapan saja dalam batas waktu 1 bulan penuh selama bulan Kattika.
Apakah setiap wihara dapat melaksanakan Kathina
Puja?
Kathina Puja hanya
dapat dilakukan di suatu tempat jika di tempat tersebut terdapat lebih dari 4
orang anggota Sangha (minimal 5 orang) yang tinggal untuk ber-vassa.
Apa yang istimewa dari Kathina Puja?
Keistimewaan Kathina
Puja adalah Kathinadana yaitu dana berupa persembahan bahan jubah berupa kain
kepada sangha yang telah diatur dalam Winaya (peraturan anggota Sangha). Bahan
jubah tersebut pada hari yang sama dibuat menjadi jubah oleh anggota sangha,
dan harus selesai pada hari itu juga. Setelah selesai, jubah tersebut diberikan
kepada anggota sangha yang terpilih untuk menerimanya. Jubah itu yang disebut Jubah Kathina.
Ketika umat mempersembahkan jubah di perayaan
Kathina, apakah itu disebut jubah Kathina?
Jubah jadi yang
dipersembahkan pada perayaan Kathina tidak bisa disebut Jubah Kathina. Jubah
kathina itu istimewa karena hanya ada satu setiap tahun.
Lalu apa yang dipersembahkan pada saat perayaan
Kathina?
Pada saat perayaan
kathina, umat melakukan sanghadana yaitu persembahan kebutuhan pokok sangha
yaitu tempat tinggal, pakaian, makanan dan obat-obatan. Sekarang ini, umat juga
mempersembahkan kebutuhan sehari-hari.
Tapi, bukankah perayaan Kathina identik dengan
persembahan jubah.
Di masa sekarang,
memang masih ada Kathina puja dan Kathinadana. Tapi perayaan Kathina yang
diadakan setiap tahun di banyak tempat seperti wihara, gedung, atau bahkan mall
sesungguhnya secara winaya tidak sah untuk melakukan kathinadana, namun sah
untuk untuk melakukan sanghadana.
Apakah boleh mempersembahkan jubah?
Tentu saja boleh.
Hanya saja di masa sekarang, banyak derma jubah yang sia-sia. Anggota sangha
tidak banyak sehingga jubah banyak yang tidak terpakai, dan jubah-jubah itu pun
akhirnya rusak.
Apakah itu artinya Kathina di masa sekarang
sudah tidak sakral lagi?
Perayaan Kathina di
masa sekarang memiliki inti semangat yang sama dengan Kathina di masa lalu;
yaitu menyokong eksistensi sangha dalam penyebaran Dharma. Di Indonesia,
Kathina disambut dengan gembira dan suka cita.
Sejak kebangkitan kembali agama Buddha di Indonesia yang dipelopori oleh
biksu Ashin Jinarakkhita, umat Buddha di Indonesia telah terbiasa merayakan
Kathina bersama-sama yang dihadiri bersama-sama oleh anggota sangha baik dari
Therawada maupun Mahayana dan melakukan sanghadana. Kesakralan kathina terletak
pada keharmonisan sangha, niat tulus umat untuk menyokong eksistensi sangha.
Bagaimana melakukan sanghadana dengan baik?
Persamuhan umat
Buddha wihara dapat mengundang anggota sangha untuk hadir di puja bakti.
Anggota sangha
tersebut kemudian akan menerima derma
mewakili sangha. Derma yang diberikan bisa berupa kebutuhan pokok dan kebutuhan
sehari-hari,
Apakah boleh berderma uang?
Kehidupan sangha di
jaman Buddha dan jaman sekarang sudah jauh berbeda. Sangha membutuhkan sokongan
untuk biaya kesehatan, pendidikan, perawatan wihara, transportasi dan lain
sebagainya agar mereka dapat terus melatih diri, mengabdi dan melayani umat. Secara
praktis, berderma uang kepada sangha membantu sangha memenuhi empat kebutuhan
pokok sangha yaitu tempat tinggal, pakaian, kesehatan, dan makanan.
Apakah boleh melakukan sanghadana di rumah?
Ya, tentu saja boleh.
Ajaklah anggota keluarga, sanak keluarga, teman-teman dan sahabat untuk melakukanya
bersama-sama. Saat memberikan derma, sampaikan kepada anggota sangha yang
menerima bahwa derma yang diberikan adalah untuk sangha.
Bagaimana berderma dengan baik?
Derma yang baik
dilakukan dengan niat dan tujuan yang tepat
Apa itu?
Niatnya harus tulus;
bukan berderma demi mendapatkan karma baik, kekayaan atau ketenaran.
Tujuan berderma
adalah mengikis keserakahan dan keterikatan
Bagaimana dengan obyek yang didermakan?
Obyeknya juga harus
didapat dengan cara yang baik. Materi yang didermakan juga yang terbaik dan didermakan pada saat yang
tepat yaitu ketika dibutuhkan. Selain itu, obyek derma pun dapat digunakan
secara maksimal untuk kebajikan dan manfaat orang banyak dan yang lebih bagus
lagi adalah mendukung pencapaian
spiritual.
Jadi, jubah bukan obyek yang baik?
Di saat ini bukan
khususnya jika jubah tersebut kemudian tidak digunakan; juga mengajak anggota
sangha plesiran ke luar negeri, membelikan barang mewah dan hal-hal lain yang
akan menjauhkan anggota sangha dari tujuan luhur mereka menjadi sangha; melatih
diri dalam kehidupan spiritual. Itu
bukan obyek derma yang baik.
Makanan berdaging?
Anggota sangha
berlatih untuk menjalani kehidupan suci. Daging tidak suci karena bersumber
dari pembunuhan. Buddha Gotama menjauhkan diri dari pembunuhan. Hormatilah
anggota sangha dengan memberikan derma yang bersih. Makanan berdaging tidak
bersih.
Dana Paramita (Praktik Kedermawanan)
Salah satu praktik/latihan utama dalam agama Buddha adalah Enam Paramita
yaitu kedermawanan, etika-moral, kesabaran dalam menghadapi duka, semangat
dalam melakukan kebajikan, sadar-penuh setiap saat dan yang terakhir adalah
kebijaksanaan. Praktik/latihan pertama adalah kedermawanan (Sila Paramita). Ada
lima unsur yang harus diperhatikan agar latihan ini menjadi sempurna, yaitu
pemberi, penerima, waktu, obyek dan tujuan. Pemberi harus memiliki etika-moral
yang baik, demikian juga dengan penerima. Sangha adalah ladang yang subur untuk
latihan berderma. Tujuan derma pun harus tulus yaitu untuk mengikis kemelekatan
dan keserakahan. Waktunya pun harus tepat yaitu di kala sedang dibutuhkan.
Obyek derma juga sebaiknya sesuatu yang memang dibutuhkan dan pasti digunakan
untuk kebaikan. Berderma sesuatu yang nanti akan sia-sia mirip dengan
menggarami air lautan.
Dalam konteks sanghadana, obyek derma yang diberikan sanghadana pada
saat perayaan kathina sebaiknya kebutuhan yang bisa digunakan oleh sangha dalam
latihan kehidupan suci mereka dan upaya pengembangan agama Buddha dengan
cara-cara yang lebih progresif.
Selamat merayakan Kathina
Semoga praktik Dharma Anda menjadi lebih baik dan Anda menjadi lebih
bijaksana.
Komentar
Posting Komentar